DPD IPeKB NTB Gelar Ramah Tamah
Dppkb, 31 Januari 2023
Pada hari Jumat (27/1) Dewan Pengurus Daerah (DPD) Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana (IPeKB) Provinsi NTB menggelar Malam Ramah Tamah bersama segenap anggota IPeKB dan pengurus DPC IPeKB di wilayah Provinsi NTB. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari kegiatan Jambore IPeKB Provinsi NTB tahun 2023.
Malam Ramah Tamah ini berlangsung di Aula Perwakilan BKKBN NTB dan dihadiri Plt Kepala, Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi NTB, Ketua DPD IPeKB serta 241 peserta dari 10 kabupaten/kota yang ada di NTB
Dalam acara tersebut, Plt Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTB, Drs. Samsul Anam, MPH dalam arahannya mengajak seluruh peserta yang hadir untuk berbuat sesuatu kepada negeri ini. Dikatakannya, bahwa setiap anak bangsa harus berkontribusi dalam pembangunan.
“Mari kita bertanya pada diri kita sendiri, apa yang telah kita perbuat untuk negeri ini?. Untuk itu, buat kita semua yang masih diberikan kesempatan, maka kami berharap kesempatan itu kita pergunakan untuk melakukan yang terbaik untuk negeri ini,” serunya.
Hal itu ia ingatkan agar di ujung waktu pengabdian tidak ada penyesalan sebagaimana yang dirasakan oleh pegawai yang akan segera purna tugas. Rata-rata mereka yang hendak pensiun merasa belum banyak berjuang untuk bangsa dan negara.
“Oleh karena itu, lakukan yang terbaik dan itu untuk negeri ini untuk masa depan bangsa dan anak cucu kita,” ucapnya.
Disampaikan lebih lanjut, niatan BKKBN kalau tidak ada rintangan atau aral melintang, adalah satu desa satu penyuluh Keluarga Berencana.
Tercatat Presiden Jokowi beberapa kali datang berkunjung, menandakan kepedulian pemerintah yang begitu luar biasa terhadap keberadaan BKKBN, dibuktikan dengan jumlah tenaga lapangan yang terus disupport.
BKKBN seperti dipersepsikan banyak orang hanyalah sebatas alat Kontrasepsi. Anggapan lainnya, bahwa mencegah kehamilan lewat laki-laki hanya dengan menggunakan kondom. Sedangkan melalui perempuan, orang hanya mengetahui Spiral saja.
Padahal, lanjut dia, Indonesia telah mencapai 20 besar G, dan itu merupakan salah satu kontribusi dari BKKBN. Karena itu, kita harus bangga karena dengan alat kontrasepsi itulah maka independent rasio kita menjadi lebih baik. Hasilnya, daya tampung dan daya dukung bumi di Indonesia menjadi lebih baik.
Disaat angka ketergantungan yang disebut dengan independensi rasio dan rasionya sudah lebih besar dari orang yang mendapatkan pendapatan dibandingkan dengan orang yang akan menggantung atau akan membebani, maka suatu Negara akan bisa melakukan Saving PDBR nya untuk bisa meningkatkan perekonomiannya.
“Itulah salah satu bukti bahwa Indonesia berhasil masuk pada G7 yang merupakan salah satunya Kontribusi BKKBN,” sebutnya.
Cita-citanya di 2045 kita bukan G20 berdasarkan apa yang disampaikan oleh Presiden, bahwa jika BKKBN mampu menurunkan angka Stunting maka kita bisa membuatnya sangat kecil dan mempertahankan TFR dalam posisi 2 sampai 2,1, maka ekonomi produktif yang disebut dengan bonus demografi akan bisa di capai dengan efektif dan saat itu PDRB kita akan naik dan menyamai 5 negara besar.
Oleh karena itu, ia mengajak kepada semua orang untuk menjadi pahlawan. Pahlawan, kata dia, tidak harus mengangkat senjata tapi bagaiman agar kita dapat mencegah stunting sehingga negara ini bisa melaju, sehingga di tahun 2045 kita bisa menjadi 5 besar. Hal itu akan menjadi bukti bahwa kita telah menyelamatkan banyak kematian.
“Oleh karena itu saya ingin kita bangga apa yang sudah kita lakukan sebagai aparat BKKBN. Kemuliaan itu akan lebih sempurna jika kita semua terinternalisasi dengan konsep prilaku aparat ASN dan aparat BKKBN yang disebut dengan berakhlak atau KRN” ujarnya.
selanjutnya ia menguraikan akronim dari KRN. K yang pertama adalah Kerja tuntas. Konsep kita adalah kerja tuntas, sehingga dengan terinternalisasikan kita dengan konsep kerja tuntas maka kita tidak perlu bertanya lagi apa dan bagaimana karena kita sudah tahu apa yang harus kita kerjakan.
Kemudian R adalah Responsif (Tanggap, Cepat dan Bertanggungjawab), dan N adalah Nilai-nilai luhur. Nilai-nilai luhur tersebut harus tetap dijunjung tinggi oleh BKKBN.
Apa nilai luhur itu? Menurut Samsul Anam nilai luhur adalah perasaan empati dan kepedulian untuk selalu memberikan nasehat khususnya kepada ibu-ibu dari keluarga tidak mampu yang memiliki anak baru berusia 5 tahun, agar memberikan pemahaman supaya menahan diri untuk hamil.
Selanjutnya, Samsul Anam berharap agar setiap melaksanakan tugas bukan karena tuntutan tugas semata, tetapi terinternalisasikan di dalam setiap diri orang BKKBN karena ingin berbuat sesuatu untuk sesama dan masyarakat, sehingga hidupnya menjadi lebih bermakna.
Sikap yang baik, memiliki empati, serta jujur dalam bekerja yang jika semua itu terinternalisasi pada setiap diri pegawai BKKBN, Samsul Anam meyakini di tahun 2024 nanti bukan 14% tetapi ia optimis mampu menurunkan angka stunting dan TFR setidaknya mendekati angka 2,1%.
“Demikian, mari kita saling merapatkan tangan dan merapatkan barisan untuk NTB yang lebih baik,” tutupnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan pemberian santunan kepada ibu hamil dan balita stunting yang di serahkan langsung oleh Plt Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTB dan Kepala OPD KB Kabupaten/Kota se-NTB, pada acara outbound.
Setelah jambore diharapkan Team work lebih solid, lebih bersemangat, meningkatkan kebersamaan, gotong royong, saling peduli , empati dan saling menghargai serta saling menguatkan untuk melaksanakan tugas dengan tantangan yang cukup dinamis.
Sumber: Yudi Afriawan
Pranata Humas Ahli Pertama
BKKBN Provinsi NTB